close
Nuga Bola

Manchester United Dapat Dua “Serangan”

Manchester United, dalam dua hari terakhir, mendapat dua serangan sekaligus, berupa tuduhan sebagai klub dengan suporter paling bringas dan kecaman Louis van Gaal, sebagai pelatih “sampah.”

Kedua serangan itu, seperti dilansir “The Telegraph,” Rabu, 01 April 2015, merupakan serangan paling “mematikan” karena di dapat dari “pooling” pendapat dan komentar salah seorang mantan pemain Barcelona, Hristo Stoichkov.

Menurut “The Telegraph,” berdasarkan “pooling” dan data dari kepolisian, Manchester United ternyata merupakan klub dengan suporter yang paling sering berurusan dengan aparat hukum di stasiun-stasiun Inggris dibandingkan dengan klub Liga Primer Inggris lainnya.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Kepolisian Transportasi Inggris, suporter Setan Merah telah terlibat dalam tiga puluh enam tiga puluh insiden di area stasiun selama dua musim terakhir.

Peringkat kedua, tulis “Telegraph,” adalah suporter klub rival sekota mereka, Manchester City.

Pendukung ManCity tercatat terlibat dalam tiga puluh insiden. Adapun peringkat ketiga adalah suporter Sunderland dengan dua puluh delapan insiden.

Namun catatan buruk pendukung Man Utd tersebut ternyata masih jauh jika dibandingkan dengan klub divisi Championship, kasta kedua Liga Inggris, Leeds United.

Kepolisian Inggris mencatat hooligan Leeds tercatat terlibat dalam tujuh puluh tujuh insiden di area stasiun. Setelah Leeds ada Birmingham, ManUtd, dan Nottingham Forest.

Sejauh ini kasus terburuk yang pernah terjadi di area stasiun hanya mengakibatkan empat korban cedera, dan empat kasus yang membahayakan nyawa.

Suporter garis keras klub-klub Inggris yang kerap melakukan kerusuhan dikenal dengan istilah ‘hooligan’.

Mengacu pada kamus Oxford, istilah ‘hooligan’ awalnya merupakan karakter fiksi keluarga yang gaduh asal Irlandia.

Istilah hooligan untuk merujuk pada suporter sepak bola mulai muncul pada pertengahan enam puluhaan.

Seperti dilansir situs Politics.co.uk, istilah hooligan yang merujuk pada suporter garis keras di Inggris semakin populer pada dekade delapan puluhan.

Pada dasarnya kata Hooligan itu dalam bahasa Inggris merujuk kepada anak muda atau sekelompok anak muda pembuat masalah dengan kekerasan.

Para sosiolog di Eropa telah memahami bahwa para suporter garis keras atau hooligan memiliki karakteristik yang sama yakni minat, keyakinan, dan pola kekerasan.

Di Inggris semua itu muncul dari kalangan kelas pekerja. Sebelum tragedi Heysel, tiga puluh tahun lalu–yang kemudian disentak kembali oleh tragedi Hillsborough dua puluh tahun lalu, para Hooligan Inggris kerap melakukan kerusuhan di dalam stadion.

Namun setelah dua tragedi memilukan itu, tren kekacauan yang ditimbulkan Hooligan pindah ke luar stadion.

Dalam tragedi Heysel saat final Liga Champions antara Juventus dan Liverpool, tiga puluh sembilan orang tewas. Hal itu membuat klub-klub Inggris dilarang tampil dalam kompetisi Eropa.

Walaupun begitu, pada awal Maret lalu, sepak bola Inggris kembali disentak aksi kericuhan di dalam stadion saat laga Piala FA antara Aston Villa dan West Bromwich Albion.

Michel Platini, yang kembali terpilih untuk jabatan Presiden UEFA menyatakan ia khawatir dengan tren peningkatan hooliganisme dalam sepak bola.

Mantan playmaker timnas Perancis dan Juventus itu memang saksi mata di Heysel kala terjadi kerusuhan mematikan tersebut.

“Beberapa dari kita mengalami masa lalu secara langsung. Dalam kasus saya itu terjadi tepat tiga puluh tahun lalu,” kata Platini seperti dikutip BBC

“Tak seorang pun ingin mengulang peristiwa tersebut.”

Serangan lainnya terhadap Manchester United datang dari Hristo Stoichkov, yang secara khusus melancarkan serangan kepada Louis van Gaal, dengan menyebut manajer asal Belanda tersebut sebagai ‘sampah’.

Keduanya sempat bersamadi Barcelona, saat Van Gaal menangani klub Katalonia tersebut, delapan belas tahun lalu ketika Stoichkov memulai karier keduanya di Stadion Camp Nou.

Di bawah asuhan Van Gaal, penyerang asal Bulgaria tersebut hanya tampil empat kali dan akhirnya dilego ke CSKA Sofia pada musim panas berikutnya.

“Saya tidak memiliki respek terhadap Van Gaal. Dia itu sampah,” ujar Stoichkov kepada L’Equipe.

Stoichkov juga menceritakan pengalaman kurang mengenakkan dengan mantan pelatih Ajax Amsterdam itu. Saat itu, ia itu datang bersama sang istri dan van Gaal bertanya , bagaimana dia dapat menikahi seseorang seperti saya. Istri saya menjawab, karena saya merupakan pemenang Ballon d’Or.”

Stoichkov pun melanjutkan bahwa kepergiannya dari Barcelona disebabkan kesalahan Van Gaal.

Stoichkov di era pertengahan sembilan puluhan dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik di dunia.

Dua periode pertama mengenakan seragam Barcelona selama lima tahun ia pernah singgah satu musim di Parma sebelum akhirnya kembali ke Camp Nou untuk dua musim berikutnya.

Van Gaal sendiri berhasil meraih dua gelar La Liga Spanyol, serta satu Piala Raja, dan Piala Super UEFA, saat memimpin di Camp Nou.

sumber : telegraph, bbc sports dan l’equipe

Tags : slide