close
Nuga Bola

Kemenangan MU dan Apesnya Falcao

Kemenangan dua gol tanpa balas Manchester United, pada laga tandangnya melawan Queen Park Ranger, Sabtu malam WIB, 17 Januari 2015, sangat tidak menyenangkan bagi Radamel Falcao yang menjadi starter menggantikan Robin van Persie.

Falcao gagal memenuhi harapan Louis van Gaal dan tidak mencetak gol dalam beberapa kesempatan. Ia pun gagap dalam mengantisipasi bola baik dari umpan Wilson maupun Juan Mata.

Penyerang asal Kolombia itu sempat mendapatkan beberapa peluang bagus, namun urung menciptakan gol.

Falcao tidak dimainkan oleh Louis van Gaal ketika Manchester United dikalahkan Southampton pada akhir pekan lalu.

Di babak pertama, misalnya, dia mendapatkan kesempatan ketika menerima umpan lambung dari Juan Mata. Usai menahan bola dengan dadanya, dia lantas melepaskan sebuah sepakan voli. Sial buatnya, tendangannya masih bisa ditepis kiper QPR, Robert Green.

Bola tepisan Green tersebut kemudian disambarnya kembali. Tetapi, lagi-lagi Green bisa membloknya.

Di babak kedua, Falcao mendapatkan sebuah kesempatan emas ketika menyambut umpan Angel Di Maria dengan sundulan keras. Andai saja Green tidak tampil bagus, bola bisa saja masuk. Namun, Green kembali jadi tembok untuk Falcao pada laga tersebut, sundulan si penyerang kembali ditepisnya.

Masih ada dua kesempatan emas lagi yang didapatkan Falcao di babak kedua. Kali ini, Green tidak menghalaunya, tetapi Falcao sendiri yang gagal memanfaatkannya dengan baik.

Dua kali Falcao mendapatkan sodoran bola dari James Wilson, namun dua kali juga dia gagal menjangkaunya ketika tepat berada di depan gawang QPR. Yang pertama, dia gagal menyambar dengan kakinya, sementara yang kedua dia gagal menyambar dengan kepalanya.

Dalam catatan ESPNFC, Falcao punya tiga attempts dan tiga-tiganya tepat sasaran. Tapi, apa daya, tidak ada satu pun yang berujung jadi gol.

Kalaupun ada yang bisa diapresiasi dari Falcao, maka itu adalah kemauannya turun ke lini tengah untuk berduel merebut bola atau beberapa kali terlibat dalam pembangunan serangan. Selebihnya, hanya gol yang kurang.

Manchester United yang datang ke kandang QPR dengan harapan besar mengulang kemenangan besar di laga paruh musim pertamanya di Old Traffor kesulitan di babak pertama untuk mendapat celah gol. Kedua tim bermain imbang tanpa gol di babak itu.

Bermain dengan formasi tiga-lima-dua sejak awal pertandingan, Manchester United terlihat mandek. Semuanya baru berjalan lebih baik ketika Louis van Gaal mengubah formasi di babak kedua.

Seperti yang sering diterapkannya musim ini, Van Gaal memasang tiga orang bek di belakang, yakni Phil Jones, Jonny Evans, dan Marcos Rojo. Sementara itu, dua orang wingback, yakni Antonio Valencia dan Daley Blind, dipasang mengapit tiga orang gelandang, Michael Carrick, Juan Mata, dan Wayne Rooney.

Angel Di Maria kembali dipasang sebagai pemain depan, alih-alih sebagai gelandang ataupun winger, mendampingi Radamel Falcao. Van Gaal menyebut, dia membutuhkan kecepatan di lini depan dan oleh karena itulah dia memasang Di Maria sebagai penyerang.

Formasi dan taktik tersebut tidak bekerja. Selain sulit untuk menciptakan peluang, barisan pertahanan United juga beberapa kali ditekan oleh QPR. Akibat penyelamatan David De Gea sajalah United tidak kebobolan di babak pertama.

Pada babak kedua, Van Gaal melakukan beberapa perubahan. Pertama, dia memainkan Marouane Fellaini menggantikan Mata. Fellaini kemudian bermain sebagai gelandang tengah sebelah kanan. Yang kedua, dia memainkan James Wilson untuk menggantikan Jonny Evans.

Dengan ditariknya Evans, United pun bermain dengan empat bek: Valencia sebagai bek kanan, Blind sebagai bek kiri, serta Jones dan Rojo sebagai bek tengah. Sementara itu, Wilson bermain sebagai penyerang bersama Falcao dan Di Maria kembali dimainkan sebagai gelandang di belakang dua penyerang.

Masuknya Wilson, menurut Van Gal, dibutuhkan lantaran dia tetap menginginkan kecepatan di lini depan timnya. Wilson sendiri merupakan penyerang yang punya kecepatan dan amat bagus dalam menerima umpan-umpan terobosan

Berubahnya formasi menjadi empat-empat-dua berlian membuat United lebih leluasa dalam membangun serangan. Semenit setelah Wilson masuk, tepatnya pada menit ke-lima pulouh delapan, United memecah kebuntuan. Umpan dari Valencia diselesaikan dengan baik oleh Fellaini yang berada di dalam kotak penalti.

Pada injury time babak kedua, Wilson menggandakan keunggulan menjadi dua gol. United pun pulang dengan membawa tiga poin di tangan.

“Saya pikir, kecepatan selalu penting, itulah mengapa saya memainkan Angel Di Maria sebagai penyerang,” ujar Van Gaal kepada MUTV.

“Ketika saya mengubah bentuk tim, saya tetap menginginkan kecepatan di lini depan. Oleh karena itulah saya mengubahnya sedemikian rupa.”

“Perubahan itu mengundang risiko, tapi kami menang dua gol. Jadi, saya pikir risikonya sepadan,” kata Van Gaal.

Tags : slide