close
Nuga Bola

Insiden Anak Gawang Bikin Kisruh Sepakbola Inggris

KISRUH  perdebatan tendangan Eden Hazard terhadap “bell boy,”  Charlie Morgan,  dalam perebutan bola “out”  di sayap kanan gawang  Swansea di Stadion Liberty, Wales, belum berhenti ber”nyanyi” di laman media  hingga hari Minggu. “The Telegraph” dan “Daily Mail”  dalam edisi terbarunya dengan gundah  mengatakan di tulisan berbeda tapi bernada  sama untuk tidak mengampunkan kekerasan dalam sepakbola.

“Football Asosiation,” PSSI-nya Inggris, kini memang dipersimpangan jalan dalam memberikan hukuman kepada Hazard setelah menginvestigasi kasus “anak gawang” ini.  Dalam “release” terbarunya FA membenarkan sedang meneliti insiden “bell boy” ini, walau pun Morgan  telah berdamai dan tidak akan menuntut Hazard.

Kabar  yang lenih terbaru lagi datang   tim nasional Belgia, dimana Hazard merupakan skuad utamanya, yang  ikut-ikutan sewot dan akan mempelajari kembali video tendangan itu untuk menentukan apakah gelandang serang itu layak atau tidak menjadi anggota timnya.

“Kalau memang dia memiliki niat jahat  untuk mencelakakan Morgan, kami akan mencoretnya dari tim. Kekerasan ini jangan  menjadi beban bagi kami ketika Hazard ada dalam tim,” rilis yang di tulis di “website” Belgia.

“BBC Sport TV” yang mengangkat kasus ini sebagai kekerasan dalam program debat sorenya, Sabtu, waktu London,  menyimpulkan Hazard sebagai pesakitan yang harus dipersalahkan. “Anda bisa memutar kembali videonya secara utuh. Disana kelihatan Hazard yang memulai. Ia menolak Morgan yang enggan menyerahkan bola yang dipungutnya. Terjatuh sembari memeluk bola, Hazard menendangnya. Memang ada unsur memperlambat waktu dari Morgan untuk memberi keuntungan pada Swansea, tapi itu bukan kesalahan besar. Itu kecintaannya pada klub,”  tutur Rodgers, “host” BBC Sport TV, memberikan resume akhir perdebatan.

Sehari sebelumnya, kepada “TV Chelsea” Hazard  membela diri dengan mengatakan, Morgan menutup bola dengan badannya dan menghalangi saya memngambil bola. ”Saya berupaya merebut bola dari pelukannnya. Ia ngotot dan seingat saya, saya hanya menendang bola bukan anak itu,” kata Hazard dengan sikap penyesalan. “Saya tidak harus berkelahi dengan Morgan untuk insiden itu.”

Pernyataan Hazard di TV Chelsea langsung di balas dengan tulisan “The Telegraph” sehari sesudahnya dengan komentar yang tak kalah sengit dan menuduh gelandang serang Chelsea itu salah dalam menempatkan  pembelaan. Menjawab pernyataan Hazard,  “Telegraph” menurunkan reaksi pembacanya dari akun laman “jph” dengan ejekan. “Tolong Hazard merevisi komentarnya dengan melihat video rekaman apa yang ia lakukan. Coba tenangkan hati Anda. Dan kembali ke televisi Chelsea lagi dan katakan Anda memang bersalah. Katakan juga Anda-lah yang mendorong anak itu. Hingga terjatuh lantas Anda tendang”

Hazard dan Morgan, si “bell boy”  sebelum heboh di media dan laman web sebenarnya sudah berdamai di kamar ganti Chelsea. Perdamaian itu mereka sepakati untuk tidak salah menyalahkan. Bahkan, seusai pertandingan antara Chelsea melawan Swansea City di semifinal Piala Liga beberapa hari lalu,  Hazard dan Morgan  datang bersama kei ruang pertemuan Stadion Liberty  dan mengatakan mereka telah saling memaafkan. Morgan, remaja 17 tahun, putera dari Morgan, Direktur Klub Swansea City, dengan lugu menegaskan ia memang mencintai klub dan menghendaki Swansea lolos ke final. “Saya tidak mendapat order untuk mengulur waktu dari klub. Saya hanya ingin membantu jalannya pertandingan.”

Di dalam akun twiternyya sehari sebelum pertandingan semifinal Piala Liga leg kedua antara Chelsea melawan Swansea Charlie Morgan menuliskan dalam status pribadinya,”Saya akan mengulur waktu kalau punya kesempatan. Itu kalau Swansea masih unggul agregat gol.”  Swansea membutuhkan seri di pertandingan itu. Kalau pun kalah, harus dengan angka tipis, karena mereka sudah unggu dua gol ketika tandang ke Stamford Bridge.

Perdebatan polah Hazard ini, ternyata makin meluas dengan ikut nimbrungnya pemain, pelatih dan pengamat memberi komentar. Rio Ferdinand, libero Manchester United,  yang mengatakan Hazard patut dipersalahkan. Ia mendorong Morgan. Ia yang menyulut insiden. Sedangkan Michaels Owen, striker Stoke City, tidak menyalahkan Hazard dan juga tidak membela Morgan. Keduanya punya kepentingan yang berbeda, tapi punya kepentingan yang sama. “Mereka ingin kedua timnya menang.”

Pelatih Chelsea Rafael Benitez, dengan lebih tenang mengatakan keduanya salah. “Saya bisa menerima kartu merah dari wasit Chris Foy. Hazard patut diganjar. Tapi si anak gawang itu tidak juga betul. Ia menjadi sumber dari kemarahan Hazard,  terserah dengan FA bagaimana menempatkan insiden anaka gawang dalam konteks pelanggaran fair play,” kata pelatih sementara Chelsea itu.

FA dalam keterangan terbarunya telah memberitahu klub dan Hazard untuk memasukkan pembelaannya paling lambat Selasa, 29 Januari, sebelum asosiasi sepakbola Inggris itu memutuskan insiden ini.

FA dalam rilis yang sama di “website”nya hari Minggu meminta kepada semua klub untuk menaati peraturan kompetisi agar menjauhi  kekerasan terhadap anak gawang dan seluruh persenilnya di seputar lapangan. Mereka harus memperlihat seluruh tanggungjawabnya  agar kompetisi bisa berjalan lancar. FA akan meminta tanggung jawab Hazard atas insiden ini.

Dari Wales Selatan, kepolisian yang menangani keamanan pertandingan Chelsea dan Swansea pekan lalu,  memberi konfirmasi tentang tidak adanya tuntutan sekitar insiden anak gawan di  Stadion Liberty. Kedua pihak, kata kepolisian sudah berdamai di kamar ganti Chelsea usai pertandingan.

Insiden ini, bagi Swansea, sudah mengurangi sejarah besar yang mereka torehkan untuk menuju final Piala Liga melawan Bradford di Wembley setelah meraih gol agregat 2-0. Tapi bagi Micahel Laudrup, pelatih Swansea, yang baru setahun melatih klub Wales Selatan itu, insiden Morgan, dikatakannya, tidak akan memengaruhi kejiwaan timnya.

“Kami akan tampil lebih baik lagi di liga. Kami tidak punya order untuk Morgan untuk melakukan kecurangan. Kemenangan kami bukan campur tangan Morgan dan bukan pula karena keuntungan kartu merah untuk Hazard,” katakanya.

Tags : Eden Hazardinggrisslide