close
Nuga Bola

Ini Dia, Ben Yedder Sipencabut Nyawa MU

Wissam Ben Yedder, hari ini, Rabu, 14 Maret, berkibar menjadi berita utama media dunia usai aksinya “mencabut nyawa” Manchester United di Old Trafford untuk memenangkan Sevilla di laga leg kedua Liga Champions.

Ben Yedder dimasukkan sang pelatih Sevilla Montella  untuk menggantikan Luis Muriel.

Keputusan Montella ini langsung dibayar lunas oleh Ben Yedder dalam waktu kurang dari dua menit.

Setelah Sevilla memenangi perebutan bola di lini tengah, bola lalu jatuh di kaki Pablo Sarabia. Sarabia yang melihat pergerakan Ben Yedder yang menusuk kotak penalti kemudian mengirim umpan terobosan kepadanya.

Meski diadang oleh Eric Bailly, Ben Yedder berhasil melepaskan tendangan kaki kanan dan mengirim bola ke pojok kiri gawang.

Dikutip dari Opta, Ben Yedder mencetak gol setelah delapan puluh tujuh detik masuk ke lapangan.

Catatan itu membuat Ben Yedder jadi pemain pengganti yang mencetak gol tercepat di Liga Champions musim ini.

Dalam kondisi satu gol, Manchester United butuh dua gol untuk lolos. Seolah tak mau berpuas diri, Ben Yedder benar-benar mencabut nyawa Manchester United enam menit kemudian.

Berawal dari sepak pojok Ever Banega, bola yang mengarah ke Joaquin Correa di sundul ke sisi kanan. Ben Yedder ada di posisi yang tepat untuk menyundul bola ke arah gawang.

Meski De Gea mampu mengadang bola, bola tetap bergulir masuk ke gawang sebelum kembali ditinju keluar oleh De Gea.

Dengan keunggulan dua gol dalam sis waktu dua belas menit, Manchester United jelas tak bisa berbuat banyak. Mereka butuh tiga gol dan pada akhirnya hanya mampu menyarangkan satu gol balasan lewat Romelu Lukaku.

Bagi Ben Yedder, tambahan dua gol itu membuatnya sudah mencetak delapan gol di Liga Champions musim ini.

Satu hal yang menarik, dari delapan gol yang ia buat, lima gol dicetak ke gawang tim Liga Inggris karena sebelumnya ia sukses mencetak tiga gol dalam dua pertemuan lawan Liverpool.

Respons dan pilihan lebih baik dilakukan Vincenzo Montella. Luis Muriel yang lebih sering membuka ruang untuk memberikan peluang tembak pada gelandang serang Sevilla, digantikan Wissam Ben Yedder.

Dalam laga kontra MU, ternyata permainan Sevilla lebih moncer dengan keberadaan Ben Yedder. Setelah sekian peluang terbuang sia-sia, insting gol pemain Perancis itu ‘menyudahi’ laga lebih cepat.

Selain Ben Yedder yang mendadak mendapat sorotan, kemenangan Sevilla tidak lepas dari kinerja gelandang-gelandangnya seperti Steven N’Zonzi dan Ever Banega yang mengungguli Nemanja Matic, Fellaini, dan Pogba.

Clement Lenglet dan Simon Kjaer yang berada di jantung pertahanan Los Sevilistas juga pantas mendapat nilai lebih karena mampu meredam kekuatan fisik Lukaku.

Bagi MU, skor tanpa gol di pertemuan pertama membuat mereka s tampil dengan risiko kebobolan yang akan membuat lawan melaju ke perempat final.

Risiko tersebut coba ditanggung Jose Mourinho dengan menempatkan starting XI yang tidak jauh berbeda dengan laga kontra The Reds.

Hanya Scott McTominay dan Juan Mata yang tidak berlaga, digantikan Marouanne Fellaini dan Jesse Lingard.

Sinyal positif sempat muncul untuk tuan rumah dengan peluang Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez.

Setelah peluang Lukaku dan Sanchez, Sevilla mengambil alih laga. Los Sevilistas berkali-kali mampu menembus kotak  Enam Belas Besar MU.

Tim tamu pandai menguasai lini tengah, aktif melakukan intersep dan lihai mencari celah di antara gelandang dan pemain belakang MU.

Hanya saja penyelesaian dengan akurasi tak keruan membuat David de Gea lebih sibuk mengambil bola dari anak gawang ketimbang melakukan penyelamatan.

Hingga wasit Danny Makkelie meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama, Sevilla tercatat 10 kali melepaskan bola ke gawang dan hanya satu yang berstatus shot on target.

Pada babak kedua, pemandangan serupa babak pertama kembali terlihat. MU masih kebingungan untuk menerapkan pola penyerangan yang tepat untuk mencetak gol kemenangan.

Alexis Sanchez masih belum dapat mengeluarkan permainan terbaiknya, Jesse Lingard dan Marcus Rashford tidak mamppu mengeluarkan sentuhan magis.

Romelu Lukaku pun kesulitan mendapat peluang.

Di tengah jalan, Mourinho menarik keluar Fellaini dan memasukkan Paul Pogba. Ekspektasi tinggi atas masuknya Pogba berakhir dengan kekecewaan.

Gelandang mahal itu terlihat beberapa kali melakukan salah umpan dan gagap menjalankan tugas yang diemban Fellaini sebelumnya.