close
Nuga Bola

Gareth Bale “Disiksa” Fans Madrid

Gareth Bale secara terus terang mengakui bahwa ia “disiksa” fans Real Madrid lewat “aksi” siulan di lapangan dan cemoohan serta caci maki di media sosial.

Pernyataan tentang “siksaan” fans Madrid ini diungkapkan Gareth Bale kepada mantan pelatihnya di timnas Wales, John Toshack, dan dimuat di “The Mirror,” Jumat, 22 Mei 2015.

Toshack meyakini bahwa Bale tidak merasa bahagia bersama Madrid.

Setelah di musim perdananya sukses membawa Los Blancos menjuarai Copa del Rey dan Liga Champions, musim kedua Bale di Santiago Bernabeu berjalan tidak sesuai harapan seiring dengan kegagalan timnya berprestasi.

Bale yang sudah mencetak tujuh belas gol di seluruh kompetisi, hanya tiga gol yang mampu disarangkan winger lincah ini dalam sembilan belas penampilan terakhirnya, dipersalahkan sebai pemain yang bertanggung jawab terhadap prestasi Madrid.
Seperti biasa, Bale pun dikritik.

Bale mendapat sorakan dan sempat diserang saat meninggalkan stadion dengan kendaraannya. Statistik pun mencatat, sejak dicibir oleh pendukung Madrid agresivitas Bale menurun.

“Yang jelas adalah Bale sekarang jauh lebih baik daripada yang sekarang. Jauh lebih baik — tidak hanya sedikit,” kata Toshack kepada Marca.

“Dengan Bale, segalanya tampak aneh. Saya tidak melihat dia bahagia.”

“Terkadang bermain di Madrid cukup membuat ngeri, tapi seharusnya tidak lagi begitu buat dia setelah dua tahun. Saya melihat banyak hal aneh yang terjadi. Isyarat terhadap Cristiano, wajahnya, cedera yang sempat mengganggu ritmenya.”

“Saya melihat dia bermain dan itu bukan dia. Saya kira dia menderita. Dia tidak lagi berlari.”

“ Padahal dia sering kali berlari sampai lima puluh meter atau lebih seperti saat final Copa del Rey tahun lalu. Tapi dia kini tidak lagi,” tambah pelatih yang pernah dua kali menangani Madrid itu.

Gareth Bale terus dijadikan kambing hitam fans Real Madrid atas prestasi klub yang tak meraih satupun trofi prestisius musim ini.

Terhadap “penghinaan” Bale ini, dukungan datang dari penyerang legendaris Ukraina, Andriy Shevchenko.
Menurutnya, ketimbang meladeni siulan dan cemoohan fans, Bale seharusnya tetap diam dan mencoba membungkam fans dengan permainan terbaiknya.

”Saya pikir ia hanya perlu diam dan mencoba menemukan performa terbaiknya,” kata Shevchenko kepada BBC Sport, Jumat, 22 Mei 2015.

Mantan peraih Ballon d’Or dan Liga Champions itu juga berharap Bale membuat keputusan tegas, untuk bertahan atau pergi dari El Real. Jika bertahan, mantan pemain Tottenham Hotspur itu harus fokus kepada permainannya.

“Bale pemain hebat dan jika ia memutuskan bertahan di Spanyol, jika ia mencintai Real Madrid, maka ia seharusnya bekerja dan fokus kepada permainannya,” tambah mantan pemain AC Milan.

“Semuanya tergantung kepadanya dan apa yang ingin ia lakukan. Jika ia memutuskan untuk pergi, maka itu merupakan keputusannya,” lanjutnya.

Real Madrid sangat dominan di paruh pertama musim ini yang membuat mereka terlihat akan bisa mempertahankan gelar. Tapi setelah jeda musim dingin Barcelona melesat dengan meraih banyak kemenangan dan merebut puncak klasemen.

Memasuki jeda musim dingin pada Desember lalu, Barcelona tertinggal satu angka dari Madrid di puncak klasemen. Keunggulan El Real bukan itu saja karena mereka masih punya satu pertandingan sisa lebih banyak.

Pada periode itu trio Real Madrid – Cristiano Ronaldo, Karim Benzema dan Gareth Bale – tampil luar biasa untuk mengalahkan produktivitas trisula Barcelona yang diisi Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez. Di La Liga dan Liga Champions, BBC mencetak gol lebih banyak dari MSN.

Penampilan gemilang BBC mengantar Madrid tampil dominan di semua kompetisi yang mereka ikuti. Skuat besutan Carlo Ancelotti malah punya catatan kemenangan beruntun sampai berjumlah dua puluh laga lebih ketika itu.

Namun setelah jeda musim dingin dan Madrid pulang dari Piala Dunia Antarklub, kondisinya berubah.

The Catalans tampil ganas di semua kompetisi, mereka melangkah ke final Copa del Rey dan juga menggenggam tiket puncak Liga Champions. Sementara Madrid terus tercecer hingga akhirnya didepak Atletico Madrid di Copa del Rey serta ditundukkan Juventus di kompetisi Eropa.

Dikutip dari BBC, salah satu faktor yang mempengaruhi melesatnya penampilan Barca dan di sisi lain Madrid yang meredup adalah Luis Suarez dan Gareth Bale. Statistik kedua pemain sebelum dan setelah jeda musim dingin menunjukkan hal tersebut.

Setelah cuma membuat tiga gol dalam sebelas pertandingan sebelum pergantian tahun, Suarez memanas selepas libur Natal.

Bagaimana dengan Bale?

Di paruh pertama musim mantan pemain Tottenham Hotspur itu membuat sembilan gol dari tujuh belas laga, tapi di paruh kedua musim dia cuma membuat enam gol dari dua puluh tiga pertandingan.

Rata-rata gol Bale menurun drastis dari satu gol setiap dua laga menjadi satu gol setiap empat pertandingan.

Meredupnya Bale berakibat pada menurunnya rataan gol Madrid.

marca, football espana dan bbc

Tags : slide