close
Nuga Bola

“El Clasico” Di Semifinal Copa del Rey

* Barca Ungguli Malaga 4-2

BARCELONA menghentikan langkah Malaga di  leg kedua perempatfinal kompetisi Copa del Rey, Kamis malam WIB,  setelah membantai klub Andalusia  itu  4-2 di kandangnya, Stadion Rosadela,  dan menciptakan  laga “el clasico”   antara “Blaugrana” Catalunya itu  “El” Real Madrid di semifinal.

Malaga yang berharap akan mengulang kecemerlangannya menahan Lonel Messi 2-2 di pertandingan leg pertama, ketika mereka tandang ke Nou Camp, gagal membendung tika tiki Barca yang bermain, padu apik dan mengundang decak  kagum lewat pergantian posisi yang mereka pertontonkan.

Malaga memang tidak harus menjadi klub kelas dua di pertandingan itu. Mereka melawan lewat kolektifitas yang menawan dan melakukan “pressing” yang berani dengan membuka permainan menyerang.

Paling tidak, hingga menit ke-69, ketika Roque Santa Cruz meneruskan umpan Joaquin, dan menjengkangkan kiper  Jose Manuel Pinto untuk  menyamakan kedudukan 2-2,  tambur perang yang ditabuh  bertalu-talu sebagai penyemangat di Rosadela membuncah hati penontonnya yang  mengiringi nyanyian romantis “Tanah Andalus”  dengan jingkrak tarian “ba ba.”

Malaga memang bukan klub kelas dua. Posisinya di urutan empat La Liga dan penetrasinya di Liga Champions hingga ke Delapan Besar musim sekarang menjadi bukti  kebangkitan anak-anak tanah bukit karang Laut Mediteranian itu.

Dalam laga perempat final yang mendebarkan itu Malaga tetap mempertontonkan permainan kolektif dengan mematikan setiap pergerakan lawan di blok tengah lapangan. Tapi, untuk kali ini, Barca mengubah strategi dengan melebarkan serangan dan menepikan fungsi Messi untuk menarik dua atau tiga pemain Malaga. Strategi ini digeber dengan sangat cerdik oleh pelatih Tito Vilanova dan hasilnya riil di menit awal ketika  Dani Alves menggiring bola dari sektor kiti pertahanan Malaga dan memberi umpan terukur ke pada Pedro yang dengan “heading” nya menjengkangkan kiper Carlos Kameni.

Unggul satu gol di menit ke delapan ini tidak menyebabkan Barca mengendorkan tekanan. Mesi dan Iniesta terus menggebrak menarik garis serangan lebih melebar dengan mengiris dari rusuk kiri dan kanan. Messi memang terhadang oleh “deadtackling”  Dobson Weligton yang ganas dan berupaya bermain “safe” untuk membiarkan Iniesta masuk.

Empat menit setelah gol Pedro, Gerar Pique dan Jordi Alba terlambat mengantisipasi pergerakan Joaquin dan alpa melihat posisi Duda. Dengan sangat cemerlang Duda yang berlari menerima umpan Joaquin di tepi kanan kotak penalti melepaskan tendengan kaki kanannya yang keras yang sulit untuk dihempang Pinto.

Hasil imbang babak pertama ini menggemuruhkan Rosadela. Mereka berharap akan dapat mempermalukan Barca seperti yang pernah dilakukan tim Andalus ini ketika menjamu Real Madrid di Desember tahun lalu. Kala itu Madrid dikalahkan 2-1 dan menjadi kontroversial karena dibangkucadangkannya Iker Casillas oleh pelatih Jose Mourinho yang menyebabkan kisruh komentar para pengamat, pemain pelatih secara berkepanjangan di jagat media.

Tentua saja Barca bukan sekadar datang bertamu ke Rosadela untuk tersingkir. Tito melakukan evaluasi dengan menekankan permainan yang lebih tajam dalam serangan dan koordinasi baik dari Pique di blok perthanan untuk menghentikan ambisi Malaga.

Hasilnya, di menit ke 76 dan 79 Iniesta dan Messi secara bergantian menerbangkan  uap kemenangan bagi Malaga di Rosadela dan sampai peluit akhir skor pertandingan tidak berubah 4-2. Dengan kemenangan ini Barca mengantongi gol agregat 6-4 yang mengantarkannya bertemu dalam laga paling ditunggu penonton sejagat “el clasico.” Pertandingan yang seharusnya dimainkan di final yang mempertemukan dua klub raksasa Spanyol dengan strategi genius ala Mourinho bertarung melawan eksotisme “Blaugrana” dengan umpan-umpan pendek mematikan.

Tags : barcaslide