close
Nuga Bola

De Gea dan Fellaini Kini Pemain Hebat MU

Krisis permainan Manchester United di awal laga Premier Lague, melahirkan dua pemain hebat di Old Trafford, penjaga gawang De Gea dan gelandang Fellaini. Dua pemain ini, di musim lalu, kurang mendapat tempat dan sering menjadi “kartu mati” Setan Merah.

De Gea dalam empat laga terakhir makin teruji kehebatannya karena menjadi “banteng” terakhir Manchester United dari kebobolan. Penyelamatan yang dilakukannya mengundang decak kagum dan membuat pemain Spanyol itu menempati posisi kiper terbaik selama empat pekan di Premier League.

Tidak hanya di Premier League, di laga tim Spanyol, de Gea juga mengalahkan Iker Casillas untuk menjadi kiper nomor satu.

Performa David De Gea kian menanjak bersama Manchester United karena dia acap kali membuat aksi penyelamatan gemilang di bawah mistar.

Yang menarik, De Gea secara terang-terangan mengakui jika perkembangan permainannya disebabkan oleh keroposnya barisan pertahanan tim dalam dua musim terakhir.

“Sangat sulit ketika mereka, pemain bertahan, tidak dalam posisinya. Namun, saya harus beradaptasi dan berkonsentrasi pada tugas sendiri,” kata De Gea.

“Pengalaman semacam itu yang membuat saya bisa terus berkembang,” sambung kiper yang digaet ‘Setan Merah’ dari Atletico Madrid tersebut seperti dikutip Tribalfootball.

Soal kondisi MU yang masih berjuang bangkit dari keterpurukan, De Gea menyatakan jika faktor ‘dewi fortuna’ punya peranan penting. Sering ditimpa nasib sial, tim asuhan Louis van Gaal kesulitan mempertahankan konsistensi di lapangan.

“Saya tidak pernah mengalami ini di masa lalu. Kami benar-benar sial dan itu yang membuat MU gagal tampil konsisten,” ungkapnya lagi.

Sementara itu, gelandang asal Belgia, Marouane Fellaini berbicara mengenai musim pertamanya bersama Manchester United menilai bahwa dirinya sering dikaitkan sebagai kambing hitam kegagalan The Red Devils musim lalu.

Fellaini yang dibeli dengan harga mahal, gagal memenuhi ekspektasi publik Old Trafford musim lalu. Bahkan, dia malah lebih banyak berkutat dengan cedera.

Apalagi, dia merupakan pemain bawaan David Moyes.

Di masa kepelatihan Louis van Gaa, Fellaini mulai mendapatkan tempat di tim utama. Dia sudah bermain sebanyak lima kali, dan sudah menyumbangkan satu gol.

Gol pertama untuk ‘Setan Merah’ itu dibukukan saat laga melawan West Bromwich Albion. Dalam pertandingan dengan skor akhir seri yang berlangsung di The Hawthorns pada 20 Oktober lalu itu, dia mencetak gol saat baru dua menit berada di atas lapangan.

Fellaini pun lantas berbicara mengenai musim pertamanya di MU. Dia pun menilai bahwa dirinya menjadi sasaran kritik atas pernampilan buruk MU yang cuma mengakhiri musim di posisi tujuh klasemen Liga Inggris.

“Ya, sedikit jadi kambing hitam. Ini merupakan pertanyaan sulit. Sulit untuk menjawab itu. Musim lalu merupakan musim yang sulit untukku,” ucap Fellaini di Sky Sports.

“Aku tak pernah kehilangan keyakinan dalam diri sendiri. Dalam sepakbola, Anda harus kuat. Mentalitas harus kuat dan aku mempunyai kualitas itu, jadi aku bisa terus melangkah.”

“Manajer berkata padaku bahwa aku harus berjuang jika aku ingin bermain. Aku berjuang dan berlatih dan seperti itu. Saat aku mendapatkan kesempatan, aku mencoba untuk menunjukkan diri dan mencoba melakukan yang terbaik,” imbuhnya.

Walau pun sudah melahirkan pemain hebat, Manchester United belum menemukan formasi yang pas dan masih berganti-ganti susunan pemain hingga Liga Inggris berjalan sebelas pertandingan.
Louis van Gaal mengakui bahwa dirinya masih mencari-cari formasi yang terbaik untuk The Red Devils.

Saat dalam lima laga awal Liga Inggris, MU bermain dengan strategi tiga bek. Hasilnya, ‘Setan Merah’ menuai dua kali kekalahan dan dua hasil imbang, serta cuma sekali mendapatkan kemenangan.

MU lalu mengganti strategi dengan memainkan empat bek saat melakoni pertandingan melawan West Ham United pada 27 September lalu

Strategi yang sama juga dipakai Van Gaal menjamu Everton, dengan Juan Mata yang menjadi pengganti Wayne Rooney di laga sebelumnya. Hasilnya, mereka juga menang.

Dalam empat pertandingan terakhir, Van Gaal kembali melakukan eksperimen. Dia memilih memasang satu stirker, dan menumpuk barisan gelandang. Hasilnya, MU malah menuai dua hasil imbang, sekali menang, serta sekali kalah.

Soal kebijakan menggonta-ganti strategi ini, Van Gaal mempunyai penjelasan. Dia memang sedang mencari strategi yang paling oke buat MU.

“Itu terlalu banyak, saya setuju. Saya mencari keseimbangan dan saat Anda melihat empat laga terakhir, kami mempunyai lebih banyak keseimbangan, karena kami tak banyak kebobolan,” kata Van Gaal di Mirror.

“Namun, kami tak mencetak banyak gol. Dengan sistem lainnya, kami mencetak banyak gol,” imbuh meneer Belanda itu.

Tags : slide