close
Nuga Bola

Cerita Pahit Ketika Bayern Pecat Ancelotti

Keputusan pahit yang dibuat  Bayern Munich pada Kamis, 28 September adalah memecat Carlo Ancelotti, sang pelatih, sepulangnya dari lawatan ke Paris.

The Bavarian mengevaluasi performa tim dan Ancelotti sendiri.

Kekalahan dari PSG menjadi puncak kecemasan klub atas penampilan tim sejak awal musim.

Hasilnya, Ancelotti pun dipecat. Nama besarnya serta pencapaian bersama Bayern selama ini seolah tak diperhitungkan lagi.

Tanpa ragu juru ramu taktik yang telah memenangi tiga gelar Liga Champions tersebut ditendang pada musim kedua di Allianz Arena.

Dari pramusim, sebenarnya Ancelotti sudah mulai dibidik oleh manajemen.

Penampilan yang jauh dari kata memuaskan membuat banyak kalangan ragu Bayern bisa kembali menancapkan tajinya.

Terbukti, permulaan kompetisi bergulir, Bayern tidak seperti biasanya langsung melejit ke puncak klasemen.

Enam pekan berjalan, tim yang sempat dijuluki FC Hollywood ini hanya nangkring di posisi tiga dengan raihan tiga belas poin, mereka sempat tumbang di pekan keempat oleh Hoffenheim .

Puncaknya, pada matchday dua babak penyisihan Grup B Liga Champions, Bayern harus mengakui keunggulan skuat super mahal PSG.  mereka dilibas nol tiga oleh Neymar cs di Parc des Princes.

“Performa tim kami sejak awal musim tidak sesuai dengan harapan. Saya berterima kasih kepada Ancelotti atas kerjasamanya. Dia akan tetap menjadi teman saya, namun kami harus membuat keputusan profesional,” ungkap CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge saat mengumumkan pemecatan itu.

Ancelotti hanya bisa pasrah menerima keputusan klub.

Dia tak lupa mengucapkan salam perpisahan kepada segenap tim.

Merupakan suatu kehormatan besar bisa menjadi bagian dari sejarah Bayern. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada klub, pemain dan penggemar yang menakjubkan,” tulis Ancelotti di Twitternya.

Cerita menarik yang tersisa dari pemecatan Ancelotti adalah penyebab utama klub mengakhir kerjasama. Publik sebelumnya sudah terlanjur yakin bahwa itu semata-mata disebabkan performa buruk Bayern, khususnya setelah dibantai PSG.

Tapi Presiden Klub, Uli Hoeness, ternyata punya alasan lain. Dia menyebut konflik internal antara Ancelotti dengan lima pemain penting juga ikut menjadi pemicu.

“Ada lima pemain yang melawan Ancelotti. Dan mustahil untuk mempertahankan situasi ini,” kata Hoeness.

Robert Lewandowski, Thomas Muller dan Arjen Robben diduga kuat termasuk dalam grup pemberontak itu. Indikasinya, mereka ogah mengeluarkan pernyataan yang mendukung Ancelotti usai dikalahkan PSG.

Untuk pengganti Ancelotti, Bayern sementara menyarahkan kepada asisten pelatih Willy Sagnol. Namun tidak jelas sampai kapan dia akan menyandang tugas sebagai pelatih interim.

Sedangkan untuk suksesor permanen, Bayern sudah memiliki beberapa calon. Tapi yang paling santer dikaitkan adalah Julian Nagelsmann yang sekarang menangani Hoffenheim.

Cuma belum apa-apa, Nagelsmann sudah membantah isu tersebut. Pelatih 30 tahun yang dijuluki Mourinho Mini itu dengan tegas menolak untuk terseret dalam spekulasi perburuan pelatih baru Bayern.

“Jangan seret saya dalam spekulasi. Tim media kami di sini selalu menjaga saya agar menjauh dari kabar yang tidak-tidak,” tegas Nagelsmann.

Berbekal lebel pelatih kawakan dengan sederet prestasi mentereng, dirasa tidak sulit bagi Ancelotti untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Dan benar saja, belum dua puluh empat jam ditendang dari Bayern, pria yang memulai karier peracik taktik dari tim gurem Italia, Reggiana, sudah kebanjiran tawaran.

AC Milan menjadi yang terdepan. Bahkan sebelum Ancelotti dipecat, Rossoneri sudah dikaitkan dengan allenatore yang pernah dua kali membawa mereka merebut gelar Liga Champions.

Hanya saja, kabar tersebut keburu dibantah. Direktur olahraga Milan, Massimiliano Mirabelli yang langsung angkat bicara.

Dia menyatakan masih percaya penuh dengan pelatih saat ini, Vincenzo Montella.

“Sangat menyedihkan, karena Ancelotti telah membuktikan diri sebagai salah satu pelatih terbaik. Tapi, saya tidak paham dengan yang dibicarakan media,” kata Mirabelli.

“Tapi saya katakan bahwa Milan punya pelatih yang lebih muda dan sama-sama bertalenta seperti Ancelotti. Kami percaya pada proyek yang dibangun Montella dan akan menyelesaikan kompetisi ini bersamanya,” tuturnya.

Meski demikian, Ancelotti tak perlu berkecil hati. Setidaknya masih ada West Ham United yang siap membawanya kembali bernostalgia dengan kotak London dan tentunya kompetisi Premier League.

West Ham menjadikan Ancelotti sebagai bidikan ideal untuk memperbaiki prestasi mereka musim ini dan sejumlah target jangka panjang.

Dia bakalan menggantikan Slaven Bilic yang kini berada di ujung tanduk terkait hasil buruk yang dikemas skuatnya musim ini dan terdampar di urutan delapan belas klasemen sementara