close
Nuga Bola

“Adios” Mou

Adios Mou,” tulis MARCA. Dan tabloid Madrid lainnya, “AS” menuliskan di “headline”nyal,”Go to Hell, Mou.” Seolah mewakili media terbitan Madrid, dua suratkabar prestise itu tak mengesankan kesedihan kehilangan Jose Mourinho di Santiageo Bernabeu.

Senin malam waktu Madrid, Mou “Only One,” memang hengkang dari “El Real.” Dia pergi dengan “dendam”  setelah “pengusiran”nya oleh “madridista” dan ancaman Ramos, Pepe, Casillas yang menyodorkan pilihan bagi manajemen Madrid,”Mou atau kami.”

Mou, seperti dikatakannya kepada Robert Allen, redaktur olahraga “The Telegraph,” enam jam sebelum keputusan kepergiannya dari Madrid, “Sungguh tidak nyaman lagi berada di tengah gerombolan terror.” Ia menyebut “teror” ancaman yang disuarakan oleh “madridista” dan pemain “inti” Los Blancos.

“Saya sudah muak dengan situasi ini. Saya tidak nyaman. Keputusan ini sudah saya ambil empat bulan lalu. Tapi saya kan professional. Saya tahu kalian ingin kepastian. Saya sudah memutuskan untuk pergi,” kata Mou yang memberitahukan ia akan bertemu dengan Florentino Perez.

Allen masih bertanya ketika Mou ingin mengakhiri percakapannya, “Apakah keputusan Anda bisa ditawar?”  Dengan sekali tarikan napas Mou yang aksen Portigalnya masih kencang mengatakan dengan, “No.” Allen membalas dengan nada antusias,”Welcome.”

Itulah sepenggal kisah sebelum pelatih penuh pesona, sombong, menjengkelkan, tapi sangat dirindukan oleh tim besar Europa. Kisah dari berakhirnya sebuah “drama” di pentas Bernabeu  selama tiga musim yang diakui  Pérez  sebagai “di mulainya musim semi madridista.”

“Mou,” kata Florentino Perez dengan pasti,” sudah memutuskan untuk pergi. Ia tidak  lagi menukangi Los Blancos. Keputusan  ini adalah akhir dari  pembicaraan intensif kami. Keputusan professional.

“Klub dan pelatih meyakini bahwa inilah saatnya untuk kami mengakhiri hubungan kerja. Saya ingin berterima kasih kepada Jose Mourinho untuk semua kerja kerasnya selama tiga tahun ini. Tim berkembang selama masa kepelatihannya dan saya mengharapkan yang terbaik untuknya,” beber Pérez, seperti disadur Goal..

“Pencapaian musim ini tak mencukupi tuntutan klub sebesar Real Madrid atau pelatih sehebat  Mourinho. Setiap pelatih punya karakter berbeda. Ya, kadang dia memang membuat kesalahan dan dia menyadarinya. Tapi level tekanannya terlihat tidak normal. Kadang ada pula saatnya dia melewati batas normal,” lanjutnya.

Pérez juga mengakui bahwa pembicaraan tentang The Only One, sudah sering jadi agenda rapat dewan direksi klub. Tapi keputusan final baru dicapai saat ini perihal masa depannya.

Untuk mengganti posisi Mourinho, Pérez berterus terang  belum ada kesepakatan resmi dengan pelatih lain untuk menggantikan Mou, termasuk rumor Carlo Ancelotti yang dikabarkan media santer akan jadi calon kuat pengganti Mou.

“Kami baru mencapai keputusan ini sekarang, walau beberapa waktu lalu, kami sudah memikirkannya. Kami juga ingin mengonfirmasi bahwa belum ada pra-kontrak dengan pelatih manapun. Hal ini mesti kami pelajari lebih dulu di kemudian hari,” sambung Pérez lagi.

Sementara itu, seperti di ungkapkan oleh “Sky Sport,   direktur umum Madrid sudah bertemu dan berbicara dengan perwakilan PSG  untuk mengetahui apakah  Ancelotti sudah merampungkan kontraknya.

Dengan berakhirnya kontrak Mourinho di Bernabeu, berkakhir pula teka-teki Mourinho  keberadaan pelatih “Nomor Satu” itu di Los Blancos. Sejak beberapa pekan lalu  Mou, sebenarnya, sudah mengisyaratkan bakal menunggu sampai akhir musim untuk duduk bersama Presiden Florentino Perez dan Manajer Umum Jose Angel Sanchez untuk mendiskusikan masa depannya.

Namun, tabloid MARCA telah mendahului prediksi kepergian Mourinho dengan mengungkap semua alasan dan analisa bahwa si Portugal Bengal”itu akan hengkang. Alasan  kegagalan Madrid  tidak mengangkat trofi pada musim ini hanya salah satu motif..

Kita  tak akan lagi melihat sosok Mourinho memimpin latihan Sergio Ramos maupun Iker Casillas pada musim depan. Ia sudah memutus menukangi Chelsea awal musim depan.

La Liga sendiri masih menyisakan dua pertandingan lagi, di mana El Real harus mengunjungi markas Real Sociedad, serta menjamu Osasuna di partai Pamungkas La Liga musim ini. Tapi, sebelum laga terakhir, tampaknya kita sudah bisa mengetahui keputusan klub maupun Mourinho tentang masa depannya di Madrid.

Kondisi Real Madrid yang musim ini dipastikan tanpa gelar, telah memojokkan posisi entrenador José Mourinho. Malah, pria yang sering disapa ‘Mou’ itu dianggap telah memberi noda besar terhadap reputasi klub kebanggaan ibukota Spanyol itu.

Banyak yang berang dengan kondisi Madrid terakhir. Legenda  Barcelona dan tim nasional Spanyol, Juan Carlos termasuk salah satunya.  Madrid musim ini yang hampa gelar, hanyalah sebagai titik didih dari berbagai problem dan kontroversi yang ditimbulkan pelatih berpaspor Portugal itu, katanya.

Dari berbagai masalah yang tercipta, perlahan reputasi besar El Real pun rusak dibuatnya. Hal itulah yang membuat marah Juan Carlos,: “Dengan masa jabatan Mourinho, dalam hal performanya sebagai pelatih, kami sulit melihat hal baik darinya,”.

Mungkin Mou punya catatan emas dengan klub-klub yang dibesutnya sebelum Madrid macam FC Porto, Chelsea dan Inter Milan. Tapi sayangnya, Mou gagal bersama Los Blancos dan yang terburuk – membuat citra Madrid rusak berat.

“Jika terus begitu, maka keseimbangan dalam sepakbola Spanyol takkan baik. Tapi sekali lagi, dalam hal aspek lainnya, balans dalam internal Madrid juga saat ini jauh lebih buruk,” lanjutnya, seperti disadur Sport.es, Senin (20/5/2013).

“Citra Real Madrid sebagai sebuah klub, telah rusak, terlepas dari benar atau salah dengan beberapa hal yang dikatakannya,” sambung mantan pemain yang membela Barca musim 1991 hingga 1994 itu.

Tags : slide